BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia pada hakekatnya merupakan
makhluk sosial yang dimana, manusia dalam hidup selalu melakukan
kegiatan belajar. Manusia belajar sejak lahir dan dilakukan secara
terus-menerus selama merasa itu hidup, yang selalu berusaha berkembang kearah
lebih baik. Belajar bukan merupakan tujuan, akan tetapi belajar adalah
merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup tiap individu
Dalam proses belajar mengajar ini, ada beberapa hal
yang sangat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Banyak faktor yang
mempengaruhi proses belajar siswa, faktor-faktor dapat mendukung atapun
menghambat porses belajar siswa. Semakin banyak faktor pendukung kegaiatan
belajar, maka semakin besar kemungkinan terjadi perubahan tingkah laku yang
diharapkan. Demikian juga sebaliknya semakin banyak faktor yang menghambat
kegiatan belajar siswa maka akan semakin kecil kemungkinan terjadinya perubahan
tingkah laku.
Faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa
bersumber dari dalam diri mahasiswa maupun lingkungan. Faktor dari dalam diri mahasiswa
disebut faktor internal sedangkan faktor dari luar diri siswa biasa disebut
dengan faktor eksternal.
Faktor internal menjangkau seluruh pribadi siswa termasuk
fisik dan mental. Faktor internal ini memiliki beberapa faktor yaitu faktor
fisiologi yang bersifat bawaan ataupun diperoleh dari faktor psikologis.
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari
luar diri siswa yang bersangkutan. Faktor eksternal ini dibagi menjadi dua
faktor yaitu faktor sosial dan faktor non-sosial. Faktor sosial adalah yang
berhubungan dengan manusia, baik manusia disekitarnya maupun banyak
reprentasinya. Seperti foto-foto orang yang di cintainya suasana yang hilir
mudik di muka kelas, suara nyanyian yang disiarkan melalui radio, televisi,
tape record, dan lain-lain.
Faktor non-sosial adalah beberapa faktor yang datang
dari luar yang berupa keadaan cuaca, waktu, tempat/lokasi gedung, tempat
belajar, alat-alat yang di pakai untuk belajar seperti: alat tulis-menulis,
buku-buku, alat-alat peraga dan lain-lain.
Semua faktor di atas secara bersama-sama akan
mempengaruhi proses dari belajar mahasiswa. Dari pembahasan diatas, peneliti
mengambil bahwa faktor motivasi dapat dikategorikan faktor internal dan juga
faktor eksternal karena motivasi sendiri dapat didapatkan dari dalam maupun
luar diri mahasiswa. Dan juga faktor motivasi merupakan salah satu faktor yang
memberikan sumbangsi yang besar untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
Dan juga merupakan faktor yang penting dari individu yang mempengaruhi proses
dari hasil belajar.
B. Rumusan Masalah
Adapun
beberapa masalah yang timbul yang perlu dibahas lanjut dalam pembahasan materi
ini, antara lain sebagai beriikut:
1.
Bagaimanakah gambaran
motivasi pada mahasiswa pendidikan administrasi perkantoran?
2.
Bagaimanakah prestasi
belajar pada mahasiswa pendidikan administrasi perkantoran.?
3.
Bagaimanakah gambaran pengaruh motivasi terhadap prestasi akademik mahasiswa pendidikan
administrasi perkantoran?
C. Tujuan
Berdasarkan permasalahan
diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui gambaran motivasi
pada mahasiswa pendidikan administrasi perkantoran
2.
Untuk mengetahui gambaran prestasi
belajar pada mahasiswa pendidikan administrasi perkantoran.
3.
Untuk mengetahui gambaran pengaruh motivasi terhadap prestasi akademik mahasiswa pendidikan
administrasi perkantoran
C. Manfaat
Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi manfaat baik
bagi objek, atau peneliti khususnya dan juga bagi seluruh komponen yangterlibat
didalamnya. Manfaat atau nilai guna yang bisa diambil dari penulisanskripsi ini
adalah :
1. Segi
Teoritis
a.
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya dalam disiplin pendidikan bahwa motivasi
memiliki andil dalam prestasi akademik mahasiswa.
b.
Untuk memperkuat teori bahwa
motivasi yang tinggi dapat memicu kreatifitas mahasiswa dalam berprestasi.
2. Segi Praktis
a.
Dengan adanya dan motivasi
yang tinggi dari mahasiswa dapat
meningkatkan prestasi akademik dengan dampak hasil belajar yang memuaskan.
b.
Sebagai bahan dokumen untuk
penelitian lebih lanjut.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian
Motivasi
Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah
“segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan
Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah suatu kondisi
yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan
ketahanan pada tingkah laku tersebut.
Chalijah Hasan menjelaskan bahwa: “motivasi satu
kesatuan yang merupakan dorongan individu untuk melakukan sesuatu seperti yang
di inginkan atau dikehendaki”.
Sebuah keluarga sakinah terutama ayah (suami) dan ibu
(istri) yang memberikan motivasi kepada individu berarti
menggerakan seseorang untuk melakukan aktivitas belajar.
Sebagaimana pandangan Sadirman AM, yaitu “memberikan motivasi pada seseorang berarti menggerakan individu untuk melakukan sesuatu”.
Pada tahap awal akan menyebabkan si subyek belajar itu
merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar.
Menumbuhkan motivasi dapat dilakukan dengan cara
memberitahukan bahwa belajar itu merupakan keharusan atau kewajiban bagi setiap
orang Islam, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 122.
Dengan adanya dasar yang kuat tersebut, seorang anak
akan termotivasi dirinya untuk belajar, karena mengetahui belajar itu merupakan
kewajiban bagi setiap umat manusia.
Sebuah keluarga yang sakinah, terutama ayah dan ibu bisa
menanamkan dan menumbuhkan motivasi secara efektif. Motivasi sebagai proses
mengantarkan individu kepada pengalaman-pengalaman yang
memungkinkan merekan dapat belajar. Dalam keluarga sakinah akan memiliki
hubungan kodrat dan kekal.
Jika kampus menekankan
perkembangan inteligensi (IQ), maka dalam keluarga seharusnya merupakan
institusi perkembangan kecerdasan emosional (EQ).
2. Fungsi
Motivasi
Perlu ditegaskan, bahwa motivasi
bertalian dengan suatu tujuan yang berpengaruh pada aktifitas, maka fungsi
motivasi menurut Sadirman AM, adalah :
1.
Mendorong manusia untuk berbuat,
jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal
ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.
Menentukan arah perbuatan, yakni ke
arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah
dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.
Menyeleksi perbuatan, yakni
menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
Disamping itu motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha pencapaian prestasi seseorang melakukan suatu usaha karena
adanya motivasi. Demikian posisi motivasi yang sangat vital, namun bukan
berarti seseorang dapat mencapai hasil belajar yang baik, karena berhasil
tidaknya seseorang dalam belajar itu tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi
saja, melainkan banyak faktor yang mempengaruhinya, hal ini sejalan dengan
pendapat Ngalim Purwanto yang menjelaskan bahwa : “berhasil tidaknya belajar
itu tergantung pada macam-macam faktor”.
Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua
golongan :
1.
Faktor yang ada pada diri organisme
itu sendiri yang kita sebut dengan faktor individual.
2.
Faktor yang ada diluar individu kita
sebut dengan faktor sosial. Yang termasuk faktor individual : kematangan atau
pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang
termasuk faktor sosial antara lain : keluarga, dosen dan cara
mengajar, lingkungan, serta kesempatan yang tersedia didalam motivasi.
Dengan melihat uraian diatas, maka dapat dipahami
bahwa dengan adanya motivasi pada diri anak yang dibangkitkan melalui pemberian
motivasi belajar yang cukup, baik intrinsik maupun ekstrinsik, kondisi keluarga
yang menunjang yaitu ketenangan, ketentraman serta nuansa mawaddah wa rahmah
serta terpenuhinya sarana dan prasarana belajar, maka kegiatan belajar
terlaksana secara optimal
3.
Macam-Macam Motivasi
Motivasi diri timbul dan berkembang terdapat dalam dua
dasar utama yakni : motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
Menurut Sadirman AM, motivasi intrinsik adalah :
“motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu di rangsang dari
luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu”.
Dengan demikian motivasi intrinsik dapat pula
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan pada suatu dorongan dalam diri dan secara mutlak terkait
dengan aktivitas belajar. Sedangkan menurut Chalijah Hasan motivasi intrinik
adalah : “jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain”
Ada beberapa macam terbentuknya motivasi intrinsik
dalam kegiatan belajar, antara lain :
1). Adanya
Kebutuhan
Menurut Ngalim Purwanto : “Tindakan yang dilakukan
oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan
fisik maupun psikis”.
Dari pendapat tersebut, bagi keluarga sakinah yang
bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, maka harus
berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan anak yang akan
dimotivasi.
Menurut Yaumil Agoes : “memahami kebutuhan individu adalah semata-mata untuk memberi peluang pada seseorang memilih berbagai alternatif yang tersedia dalam suatu
lingkungan yang kaya stimulasi”. Berdasarkan kepada pendapat tersebut dapat
dipahami bahwa orang tua harus mengetahui kebutuhan individu.
2). Adanya
Cita-Cita
Selanjutnya pendorong yang mempunyai pengaruh besar
adalah adanya cita-cita. Cita-cita merupakan pusat bermacam-macam
kebutuhan-kebutuhan, artinya kebutuhan-kebutuhan itu biasanya direalisasikan di
sekitar cita-cita itu. Sehingga cita-cita tersebut mampu memberikan energi
kepada individu untuk melakukan sesuatu aktifitas belajar.
Jadi seseorang anak harus mempunyai cita-cita dan
dengan cita-cita tersebut dapat meraih apa saja yang diinginkan. Selanjutnya
Zakiah Daradjad menjelaskan bahwa : “Manfaat sikap-sikap cita-cita dan rasa
ingin tahu anak. Pada umumnya individu-individu
preadolescent dan permulaan adolesent memiliki cita-cita yang tinggi dan sering
mereka memberi respon dalam bentuk kerja sama permainan, kejujuran dan
karajinan”.
Dari pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa perlu
pemberian motivasi yang tepat terhadap anak yang belum mengetahui pentingnya
belajar yang menunjang terhadap pencapaian cita-citanya. Disinilah peranan dan
kontribusi keluarga di tuntut untuk memberikan motivasi, agar seseorang dapat melakukan perbuatan yang dapat menunjang
pencapaian cita-citanya dan dalam hal ini, kontribusi keluarga sakinah
pencapaian cita-cita dan dalam hal ini, kontribusi keluarga sakinah diwujudkan
dengan cara menerangkan manfaat belajar, sehingga individu merasa terpanggil untuk tetap belajar secara efektif
dan efisien agar dapat menggapai cita-citanya.
3) Keinginan Tentang Kemajuan Dirinya
Di dalam proses belajar, motivasi memang memegang
peranan penting. Menurut Sadirman bahwa : “melalui aktualisasi diri pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang.
Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan diri seseorang.
Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap
individu”.
4) Minat
Motivasi
muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat
merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan kalau
disertai dengan minat.
b. Motivasi Ekstrinsik
Menurut Chalijah Hasan motivasi ekstrinsik adalah “jenis motivasi ini
timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan,
suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian
akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar”. Sedangkan Sadirman menyebutkan
: “motivasi ekstrinsik itu adalah motif-motif yang aktif dan fungsinya karena
adanya perangsang dari luar”.
Motif ekstrinsik dapat pula dikatakan sebagai suatu
bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar yang diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Berdasarkan pada pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik
itu aktif jika di rangsang dari luar dan mempunyai kontribusi besar dalam
menumbuhkan motivasi ini adalah keluarga sakinah, sebagai tempat yang pertama
dan utama dalam proses pendidikan. Dengan berbagai cara keluarga sakinah dapat
melakukan rangsangan untuk motivasi belajar seseorang.
Individu didalam
melakukan sesuatu aktifitas belajar seringkali mengalami kesulitan dan untuk
mengatasi kesulitan tersebut keluarga sebagai pilar utama harus membantu anak
dalam mengatasi kesulitan tersebut. Dengan pemberian dan penanaman motivasi kepada
anak dapat menjadikan seseorang tumbuh
menjadi pribadi yang mandiri, lepas dari ketergantungan serta tidak mudah putus
asa.
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan dan membangkitkan individu agar melakukan aktifitas belajar, diantaranya adalah
:
1) Pemberian Hadiah
Hadiah merupakan alat pendidikan yang bersifat positif
dan fungsinya sebagai alat pendidik represif positif. Hadiah juga merupakan
alat pendorong untuk belajar lebih aktif. Keluarga sakinah dapat memilih
macam-macam hadiah dengan disesuaikan dengan sutuasi dan kondisi tertentu.
Motivasi dalam bentuk hadiah ini dapat membuahkan
semangat belajar dalam mempelajari materi-materi pelajaran. Dan sebuah keluarga
yang sakinah harus memilih waktu yang tepat, yaitu kapan hadiah tersebut akan
diberikan untuk mendatangkan pengaruh positif terhadap individu.
2)
Kompetensi
Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat
untuk mendorong belajar anak, baik persaingan individu maupun kelompok dalam
rangka meningkatkan prestasi akademik mahasiswa. Memang
unsur persaingan itu banyak digunakan dalam dunia industri dan perdagangan,
tetapi sangat baik jika digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar mahasiswa.
3) Hukuman
Hukuman merupakan pendidikan yang tidak menyenangkan,
alat pendidikan yang bersifat negatif, namun demikian dapat menjadi alat
motivasi atau pendorong untuk mempergiat belajar anak. Mahasiswa akan berusaha untuk mendapatkan tugas yang menjadi
tanggung jawanya, agar terhindar dari hukuman.
Ishom Ahmadi menyebutkan, “Hukuman adalah termasuk
alat pendidikan represif yang bertujuan menyadarkan peserta didik agar melakukan hal-hal yang baik dan sesuai
dengan tata aturan yang berlaku”. Sebelum hukuman diberikan, hendaknya
pendidikan atau orang tua mengetahui tahapan-tahapan seperti yang disebutkan oleh
Ishom Ahmadi, antara lain :
a). Pemberitahuan
b). Teguran
c). Peringatan
d). Hukuman.
4) Pujian
Menurut Sadirman adalah “Bentuk reinforcement yang
positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik”.[16] Apabila mahasiswa berhasil dalam kegiatan belajar, pihak keluarga perlu
memberikan pujian pada mahasiswa. Positifnya
pojian tersebut dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi, akan tetapi
pujian yang diberikan kepada mahasiswa tidak
berlebihan.
Karena apabila terlalu sering, maka anak akan menjadi
besar kepala dan manja. Oleh karena itu pujian hendaknya diberikan secara wajar
saja agar menjadi motivasi bagi mahasiswa.
2. Prestasi Belajar atau Prestasi Akademik
a. Pengertian pretasi belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan
menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah
apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati
yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Menurut Slamet (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil
suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan
yang terjadi dalam diri individu.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi akademik adalah hasil yang telah
dicapai mahasiswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu
tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan
kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau
pernyataan.
b. Faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar
Untuk mencapai prestasi belajar mahasiswa sebagaimana yang diharapkan, maka
perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara
lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang
terdiri dari luar mahasiswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang
berasal dari luar diri mahasiswa antara lain adalah faktor keluarga,
kampus, masyarakat dan sebagainya.
1.
Faktor
Intern
Faktor
intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun
yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi,
bakat, minat dan motivasi.
a.
Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan
diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh
tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai
dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh
kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya,
sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas
bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam
kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang
penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang
mahasiswa mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara
potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”
Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan
lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”
Dari pendapat di atas diketahui bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan
yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seseorang dalam usaha
belajar.
b. Bakat
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan
kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi
kecakapan yang nyata.
Dari pendapat di atas diketahui bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada
seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat
ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi
tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang
peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi
seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak
sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
c. Minat
Menurut Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang
diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.”
Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa minat besar pengaruhnya
terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat mahasiswa
lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.
Untuk menambah minat seorang mahasiswa di dalam menerima pelajaran di kampus,
mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.
Minat belajar yang telah dimiliki mahasiswa merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang
tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga
apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
d. Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan mahasiswa untuk melakukan belajar.
Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar
motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar
sorang peserta didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Nasution
(1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk,
2007) Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a)
motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik
dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas
dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan
motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri
seseorang mahasiswa yang menyebabkan mahasiswa tersebut melakukan kegiatan
belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang dosen harus berusaha dengan segala
kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian mahasiswa kepada sasaran
tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri mahasiswa akan timbul inisiatif
dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi
kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri
dan belajar secara aktif.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yang sifatnya di luar diri mahasiswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan
paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat
mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan kampus dan lingkungan
masyarakat.”
a. Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang
dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa:
“Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat
besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran
besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang
dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar
secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari
luar yang menambah motivasi untuk belajar.
Dalam hal
ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan
yang pertama, karena dalam keluarga inilah mahasiswa pertama-tama mendapatkan
pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan
mahasiswa ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan
hidup keagamaan.”
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari
keluarga. Sedangkan kampus merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan
informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang
tua dan dosen sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh
perhatian yang serius tentang cara belajar mahasiswa di rumah. Perhatian orang
tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga mahasiswa dapat belajar
dengan tekun. Karena mahasiswa memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik
untuk belajar.
b. Keadaan Kampus
Kampus merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan belajar mahasiswa, karena itu lingkungan kampus yang baik dapat mendorong untuk belajar yang
lebih giat. Keadaan kampus ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan
dosen dengan mahasiswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara dosen
dengan mahasiswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Menurut
Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran
yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh
sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan,
dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
c. Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak
sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar mahasiswa dalm proses pelaksanaan
pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi mahasiswa, sebab dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa
akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana mahasiswa itu berada.
Dalam hal
ini Kartono (1995:5) berpendapat: Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan
kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak
yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang
untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan
kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat
terpengaruh pula.
B. Kerangka Berpikir
Dalam
penelitian ini, kerangka berfikir akan menjadi landasan untuk menjelaskan
bagaimana lingkungan keluarga dan motivasi belajar mempengaruhi prestasi akademik. Untuk itu akan dijelaskan bagaimana rasionalisasi kerangka berfikir
sebagai berikut :
Motivasi
mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Seorang mahasiswa yang
memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akan berdampak terhadap prestasi akademiknya dimana akademik akan memacu
dirinya untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya, sebaliknya jika
motivasi mahasiswa rendah maka
akan cenderung menjadi anak yang malas dan ini akan berdampak pada menurunnya
prestasi mahasiswa di perguruan
tinggi.
C. Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan
(Sugiyono, 2009:284).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1.
Ada pengaruh motivasi terhadap
prestasi akdemik Pendidikan
Administrasi Perkantoran UNM.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Variabel
dan Desain Penelitian
1. Variabel
Penelitian
Berdasarkan judul dan masalah yang akan diteliti, maka variabel dalam
penelitian ini adalah motivasi (X) sebagai variabel independen/bebas dan
prestasi belajar mahasiswa (Y) sebagai variabel dependen/terikat.
2.
Desain Penelitian
Penelitian ini
adalah termasuk penelitian kuantitatif dengan tujuan asosiatif yaitu untuk menjelaskan
hubungan kausal (pengaruh) variabel sifat-sifat motivasi (X) terhadap prestasi
belajar (Y) mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran. Adapun desain
penelitiannya adalah sebagai berikut :
|
|
B. Defenisi
Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
1. Defenisi
Operasinal Variabel
Definisi
operasional merupakan suatu definisi yang dinyatakan dalam criteria atau
operasi yang dapat diuji. Dalam penelitian ini, operasional variabel yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1)
Variabel Independen/bebas,
yaitu sifat-sifat motivasi.
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.
Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar
motivasi dapat ditingkatkan.
Motivasi
muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat
merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan kalau
disertai dengan minat. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan
berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
2)
Variabel dependent/terikat
yaitu prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh seorang mahasiswa
dalam suatu proses belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan pencapaian
seorang mahasiswa dalam belajar yang dimana ini biasanya merupakan garis batas
dimana mahasiswa yang hasil kerjanya dibawah garis ini dianggap tidak lulus
dalam ujian kompetensi.
2. Pengukuran Variabel
Untuk mengukur variabel penelitian ini
maka digunakan instrument berupa angket dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
kepada responden dengan berpedoman pada indikator-indikaior yang telah
ditentukan dengan memodifikasi skala ordinal yang dikemukakan oleh Arikunto
(1998: 246) 86-100 % Sangat Baik, 76-85 % Baik, 56-75 % Cukup Baik, 40-55 %
Kurang baik, <40% Tidak baik, pada item-item pertanyaan di mana setiap
pertanyaan memuat alternatif jawaban yang mengandung perbedaan nilaiantara
jawaban yang satu dengan jawaban yang lain. Perbedaan ini nampak dalam
pemberiaan bobot.
Terkait dengan pemberian bobot
tersebut maka dapat diuraikan bahwa untuk pilihan jawaban a diberikan bobot
dengan nilai 5, untuk pilihan jawaban b diberikan bobot dengan nilai 4, untuk
pilihan jawaban c diberikan bobot dengan nilai 3, untuk pilihan jawaban d
diberikakab bobot dengan nilai 2 dan untuk pilihan jawaban e diberikakan bobot
dengan nilai 1.
C. Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi dalam
penelitian ini adalah semua mahasiswa administrasi perkantoran Fakulatas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar yang terdaftar di BAAK dan aktif
mengikuti perkulihan dimulai dari angkatan 2009 hingga 2012.
Tabel populasi
penelitian
No.
|
Angkatan
|
Populasi
|
1
|
2009
|
84
|
2
|
2010
|
43
|
3
|
2011
|
41
|
4
|
2012
|
90
|
Total
|
259
|
Sumber : Prodi
Pendidikan Administrasi Perkantoran
- Sampel
Sugiyono
mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar dan tidak munkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenga dan waktu maka, dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative.
Penetuan
jumlah sampel menggunakan rumus Slovin (Ridwan 2009:21) yaitu sebagai berikut :
n
=
diman
:
n
= Jumlah sampel
N
= Jumlah populasi
Dari
rumus tersebut diatas, maka didapatkan nilai sebagai berikut :
n =
n =
n =
n
= 157,20 (dibulatkan 157)
Atas
dasar itu, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 157 responden
dengan rincian sebagai berikut :
No.
|
Angkatan
|
Populasi
|
Sampel
|
1
|
2009
|
84
|
44
|
2
|
2010
|
43
|
29
|
3
|
2011
|
41
|
29
|
4
|
2012
|
90
|
55
|
Total
|
259
|
157
|
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Angket ini ditujukan
kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Adminitrasi Perkantoran untuk
mengumpulkan sebagian besar data yang dibutuhkan dari sejumlah pertanyaan
secara tertulis yang diajukan kepada responden yang mendapat bimbingan atau
petunjuk dari peneliti dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 159 orang.
2. Dokumentasi
Teknik ini
digunakan dalam memperoleh sejumlah data melalui pencatatan dari sejumlah
dokumen atau bukti tertulis seperti keadan populasi, struktur organisasi, data
dan sebagainya.
E. Teknik Analisis Data
Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
statistik deskriptif dan teknik analisis inferensial yang bertujuan untuk
mengkaji variabel penelitian.
1.
Analisis Statistik Deskriptif
Teknik analisis data deskriptif
merupakan jenis analisis data yang dimaksudkan untuk mengungkapkan atau
mendeskripsikan keadaan atau karakteristik masing-masing variabel penelitian
secara tunggal dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi, presentasi,
rata-rata (mean) dan standar deviasi.
1)
Rumus Presentase
Dimana:
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah skor
idela yanh diharapkan
2)
Rumusan Rata-rata (Mean)
M
Dimana:
N = Jumlah Data
M = Rata-rata
X = Nilai/harga
3)
Standar
Deviasi
σn-1 =
Dimana
:
σn-1
= Standar Deviasi
X
= Nilai/Harga
n
= Jumlah data
2.
Analisis Statistik Inferensial
a.
Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui kenormalan
suatu data tentang motivasi (X) dan prestasi akademik (Y) yang telah
dikumpulkan, maka dilakukan suatu uji normalitas data. Uji normalitas data ini
menggunakan rumus Chi Kuadrat oleh Sugiono (2009:241), yaitu:
=
Dimana:
: Koefisien
Korelasi
: Frekuensi
yang diobservasi
: Frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan harga Chi xkuadrat dengan Chi Kuadrat Tabel. Bila harga Chi
Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan Chi Kuadrat table (X), maka distribusi dinyatakan normal, dan apabila
lebih besar (>) dinyatakan tidak normal.
b.
Uji
Korelasi Product Moment
Uji korelasi Product Moment digunakan
untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel
motivasi dan prestasi akademik mahasiswa Pendidikan administrasi Perkantoran.
Untuk keperluan ini digunakan rumus Korelasi Product Moment, sebagai berikut:
r xy =
Dimana:
r xy : Koefisien Korelasi
x : Nilai Variabel X
y : Nilai Variabel Y
Pengujian koefisien korelasi dengan
menguji hipotesis,yaitu Ho : ρ = 0 lawan H1 ; ρ ≠ 0. Criteria pengujian adalah
dengan ketentuan apabila bilangan r hitung > r table pada sampel (N)
tertentu pada signifikan 5 %, berarti ada hubungan yang signifikan begitupula
sebaliknya. Cara lain yang lebih sederhana adalah dengan menggunakan
interpretasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh atau nilai r.
interpretasi nilai r dari Sugiyono (2003:183), sebagai berikut:
Tabel 3. Tabel Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r Interpretasi
Antara 0,00 –
0,199 Sangat
Rendah
Antara 0,20 –
0,399 Rendah
Antara 0,40 –
0,599 Sedang
Antara 0,60 –
0,799 Tinggi
Antara 0,80 –
1,00 Sangat
Tinggi
c. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis Regresi sederhana digunakan untuk mengetahui
pengaruh motivasi terhadap Prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Administrasi
Perkantoran UNM. Menurut Sugiyono (2009:262) rumus analisis regresi sederhana,
sebagai berikut:
Y = a+bX
Dimana
:
Y =-Nilai yang diprediksikan
a = Konstanta (bila harga x = 0)
b = Koefisien Regresi
X = Nilai Variabel Independen
Untuk keperluan regresi linear sederhana digunakan
Uji-F dengan rumus:
-
Fhitung >
Ftabel = H0 ditolak dan H1 diterima.
-
Fhitung >
Ftabel = H0 diterima dan H1 ditolak.
Hipotesis yang diterima adalah:
-
H0 : b = 0, melawan
-
H1 : b ≠ 0
Kriteria pengujian adalah bilamana Fhitung lebih besar daripada Ftabel pada taraf signifikan 5% maka H0 ditolak yang menyatakan bahwa motivasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa, begitupula
sebaliknya apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada tariff signifikan 5%
maka H1 diterima yang menyatakan bahwa motivasi
berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri.
1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi
Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi aksara
Husein, Umar. 2004. Metode
Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan ke-6. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-dasar
Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta
Nasution,1995. Dikdatik
Asas asas Mengajar. Jakarta: PT bumiaksara
Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar, Jakarta : C.V. Rajawali
_______2006.Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
_______ 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
UU No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar